Puluhan Petani Muda Dari Berbagai Daerah Belajar Smart Farming Di Buleleng

SLDNews.com – Puluhan petani muda dari berbagai daerah berkumpul di Buleleng, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, untuk belajar Smart Farming (pertanian pintar), Kamis (07/10/2022).

Smart Farming merupakan penggunaan platform yang dikonekvitaskan dengan seperangkat teknologi contohnya, tablet atau HP dalam pengumpulan informasi dilahan pertanian sebagai bentuk modernisasi pertanian.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, yang adalah sosok humanis aktif yang tak asing lagi bagi kaum muda atau milenial sempatkan diri untuk mampir dilokasi itu, serta berdiskusi bersama dengan para petani muda terkait pertanian modern saat ini.

Bro ganjar sapaannya, dalam bincang santai dengan kaum petani muda menyampaikan, berbagai pengalaman tentang penanaman, packaging sampai pemasaran dan menghitung skala ekonomi.

Ini ada teman-teman dari hampir seantero Indonesia. Tadi ada dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimanatan Barat (Kalbar), Sulawesi, dan banyak tempat, Mereka lagi belajar pertanian organik dengan IoT (internet of thing), dengan pertanian cerdas bersama Petani Muda Keren di Bali,” pungkas Ganjar.

Ganjar berharap dengan mereka belajar banyak, mudah-mudahan bisa diterapkan di tempat asal masing-masing.

Ia juga menerangkan terkait politik pangan yang menjanjikan dan berkelanjutan, karena perlu kesadaran pentingnya ketahanan pangan dengan hadirnya kaum muda yang tidak takut kotor.

Maka akses modal penting, pendampingan seperti apa, penggunaan pupuk, termasuk mereka juga bisa membuat pupuk. Kalau saya lihat situasi seperti ini, politik pangan kita kedepan sangat menjanjikan karena anak-anak mudanya mau bertani, mereka tidak takut kotor, tidak takut basah, dan mereka pejuang hebat,” ujar ganjar.

Disela obrolan, penggerak petani muda, A.A. Gede Agung Wedatana, juga menyampai, gerakan petani keren merupakan ajakan kepada petani muda yang smart dan modernisasi.

Kami juga membawa anak muda untuk smart farming. Yaitu pertama: smart culture, di mana mereka bisa menjaga budaya di daerah masing-masing. Kedua: smart farming, jadi petani harus cerdas,” kata Gede.

Petani harus cerdas yang dimaksud Gede Agung adalah dengan menggunakan teknik tumpang sari, bertani organik, dan pertanian ramah lingkungan.

Lalu smart technology, bertani harus pakai IoT dan digitalisasi, melek market place, melek sosial media, dan bertaninya pakai smart farming,” katanya lagi.

Gede Agung merasa sangat senang atas kehadiran Gubernur Jateng itu. Kehadiran Ganjar dapat menambah semangat para anak-anak muda yang sedang belajar pertanian yang smart dilokasi itu.

Senang sekali Pak Ganjar come ke sini, terima kasih sudah meng-empower teman-teman. Saya rasa teman-teman akan lebih semangat lagi bertani, dan memang kekuatan bangsa ini adalah di pertanian, petani adalahontrol the Food, Control the People, and Control the Nation,” tandasnya emas bangsa,” imbuhnya.

Gede menuturkan, jika kita bisa menjaga pertanian kita, maka kita bisa menjaga pangan negara tercinta.

Control the Food, Control the People, and Control the Nation,” tandasnya.

(SNC/Imanuel Karango)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *