SLDNews.com – Sejumlah warga bersama Ketua Umum Yayasan Tunas Timur (Ketum Yatutim), Dr. Soleman Lende Dappa,S.Hut.,M.Th.,M.Pd.K dan tim dari yayasan gotong royong melakukan pembersihan lahan sekolah.
Kegiatan ini berlangsung di Wee Rede Dusun II, Desa Watu Kawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (30/04/2022).
Kepada media ini, salah satu warga yang menghibahkan tanah, Tomas Tako Rina mengatakan, penghibaan tanah untuk lokasi lembaga pendidikan menengah atas, lantaran pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain itu, kata Tomas, kehadiran lembaga pendidikan menengah atas juga guna untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dapat mengurangi angka putus sekolah dan angka pengangguran.
“Kami tau betul bahwa pendidikan itu sangat penting. Oleh karenanya, kami sebagai masyarakat tentu mendukung lembaga yang kemudian dapat mendidik, membina dan menciptakan generasi penerus bangsa ini, khususnya Kabupaten SBD,” katanya lagi.
Sementara itu, dari pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Watu Kawula, Melkianus Dowa Bulu, mendukung kehadiran lembaga pendidikan tersebut. Melkianus mengatakan, ini merupakan satu hal yang dilakukan oleh Yatutim untuk mengurangi angka putus sekolah dan angka pengangguran di wilayah terpencil.
Melkianus juga mengatakan Pemdes Watu Kawula mendukung kehadiran lembaga pendidikan menengah. “Melalui tangan Doktor Soleman sebagai Ketum Yatutim, Desa Watu Kawula semoga lebih maju lagi kedepan dalam dunia pendidikan,” ungkapnya.
Merespon apa yang disampaikan masyarakat Desa Watu Kawula, Ketum Yatutim, SLD menyampaikan proficiat yang sangat luar biasa kepada masyarakat yang sudah menghibahkan tanah, juga menyampaikan terima kasih kepada Pemdes Watu Kawula yang juga merangkul masyarakat untuk bersama-sama mendukung kehadiran lembaga pendidikan sekolah menengah.
“Manfaat kehadiran akses pendidikan di tempat ini adalah mendekatkan akses layanan bagi masyarakat dalam bidang pendidikan untuk tingkat SMP-SMK, mengurangi beban pengeluaran masyarakat yang seharusnya mereka bersekolah di tempat yang jauh, dengan biaya pengeluaran yang tinggi, juga memberikan kesempatan kerja bagi sarjana yang menganggur untuk mengabdi di tempat ini, dan kehadiran sekolah ini dapat memberikan dampak-dampak positif yang lain bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” kata SLD.
Menepis isu yang beredar di tengah masyarakat akan kelayakan gedung sekolah, SLD mengatakan bahwa untuk daerah pemekaran seperti SBD ini, hal utama yang harus dilakukan adalah pendekatan akases layanan setelah itu baru peningkatan mutu.
“Kalau kita bicara tentang peningkatan mutu baru melakukan akses layanan, maka sampai kapanpuan Wee Rede tidak akan medapatkan akses layanan. Mereka akan bersekolah ke tempat yang jauh dan itu memerluka biaya yang sangat tingi, jadi salah satu trik yang kita pakai untuk memajukan wilayah yaitu mendekatkan akses layanan. Kuantitas saja yang diperbanyak, setelah itu otomatis akan memeberika multi play efect, sarjana yang menganggur akan bekerja,” kata SLD
SLD mengungkapkan, Presiden RI Joko Widodo sudah mengatakan, tahun 2023 tidak ada lagi penerimaan tenaga kontrak.
“Artinya, kita sebagai swasta harus dengan cepat untuk berfikir bagaiaman caranya menanggulangi masalah ini. Salah satunya adalah, dengan kita membuka sekolah-sekolah ini, yaitu para sarjana yang dikeluarkan dari tenaga kontrak, kita akan menerima mereka untuk mengajar di sekolah-sekolah ini. Karena kalau kita tidak membuka lapanga kerja untuk mereka. Mereka mau bekerja dimana lagi,” tanya SLD.
Lebih lanjut SLD mengatakan, belum lagi setiap tahun banyaknya sarjana yang wisuda sehingga untuk memanfaatkan ilmu yang ada dalam diri mereka harus menciptakan lapangan pekerjaan.
“Untuk itu, harus melakukan pendekatan kuantitas dulu, setelah itu baru pendektan mutu. Bukankah ada bupati, kepala dinas, camat, dan adapun menteri yang dulunya juga latar pendidikan dari sekolah bambu dan sekolah gedek,” tanyanya lagi.
“Mereka menjadi pembesar saat ini. Bukan fisiknya sekolahnya yang diperhatikan tetapi yang sebenarnya adalah siapa yang mengajar disitu. Yatutim, walaupun sekolahnya masih ada yang dinding gedek tetapi tenaga gurunya mereka Sarjana S1 dan S2 yang sangat potensial, dan saat ini gedung-gedung sekolah untuk SMK dan SMA hampir 80% sudah gedung permanen, dan untuk SD dan SMP, sementara kita benahi lagi,” pungkasnya. (SN/002-22)