WAIBAKUL, SLDNEWS.COM – Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir. Daniel Landa menghadiri dan mengikuti Rapat Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS) yang dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Sumba Barat Daya, Kamis (3/2/2022).
Rapat tersebut turut dihadiri oleh 3 (tiga) Wakil Bupati lainnya se-daratan Sumba yakni Wakil Bupati Sumba Timur, Wakil Bupati Sumba Barat dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya, para Kepala Bappelitbangda, para Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga se-daratan Sumba.
FPPS lahir dari keprihatinan terhadap berbagai permasalahan yang ada di Sumba, termasuk di dalamnya krisis literasi yang terungkap dalam hasil studi yang dilakukan oleh Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) di Sumba.
Forum ini beranggotakan para Wakil Bupati, Kepala Bappeda, dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga se-Sumba, dan diketuai oleh Wakil Bupati Sumba Barat Daya selaku Koordinator Forum.
Forum tersebut bertujuan untuk pengembangan kebijakan dan implementasi yang lebih baik guna meningkatkan hasil pembelajaran siswa pada jenjang Sekolah Dasar.
Rapat koordinasi FPPS difokuskan terhadap kebijakan pemulihan pembelajaran dan reformasi kurikulum dalam menyongsong tahun pelajaran 2022/2023 yang diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berfokus pada upaya mengejar ketertinggalan pembelajaran anak-anak yang sampai kini masih menjadi persoalan utama dalam pelaksanaan program pendidikan di Sumba.
Berkaitan dengan persoalan dan permasalahan dunia pendidikan yang dihadapi, Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir. Daniel Landa menyampaikan pada dasarnya sama dengan di wilayah-wilayah lainnya di pulau Sumba.
Menurutnya untuk memajukan dunia pendidikan di pulau sumba sangat ditentukan dengan penyiapan tenaga pendidik atau guru. Ia pun menyarankan agar guru yang direkrut adalah guru senior yang berprofesional dan berpengalaman mengajar di kelas dasar.
“Kalau ingin ada kemajuan maka guru harus menunjukkan komitmen dan kinerja demi mencapai mutu pendidikan yang diharapkan bersama,” ucap Wakil Bupati Daniel.
Persoalan literasi dan mutu pendidikan masih belum menemui sasaran. Persoalan ini masih mengarah pada kegiatan fisik dan belum terarah kepada sasaran peningkatan mutu pendidikan. Pendistribusian dan penyebaran guru masih belum merata ditiap sekolah.
“Ada sekolah yang kelebihan guru dan ada sekolah yang kekurangan guru. Hal ini berdampak pada mutu kualitas pendidikan terhadap pengajaran kepada anak didik di sekolah,” imbaunya.
Wabup Daniel menambahkan peran dan fungsi kepala sekolah juga sangat vital dalam meningkatkan kinerja guru.
“Kepala sekolah senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan
kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Kepala sekolah
harus mampu menjalin hubungan kerja sama baik sesama warga sekolah maupun dengan masyarakat,” ucapnya
Penguatan kapasitas guru juga sangat penting dalam menentukan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas dasar. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu menjadi perhatian khusus, dikarenakan perannya sebagai fasilitator dan pelayan pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu diberikan ruang lebih untuk mengupayakan pengembangan profesionalnya. Pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan juga sangat diperlukan guna menyempurnakan proses penyelenggaraan pendidikan serta menjaga kualitas mutu pendidikan anak di kelas dasar.
Dengan begitu banyak persoalan yang dipaparkan terkait dunia pendidikan. Wabup Daniel Landa berharap dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan akhirnya dapat melahirkan rekomendasi – rekomendasi kebijakan dalam rangka mengejar ketertinggalan pembelajaran anak-anak yang sampai detik ini masih menjadi persoalan utama dalam pelaksanaan program pendidikan di Sumba.
Diakhir rapat koordinasi FPPS dilaksanakan juga penandatanganan perubahan AD/ART Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS).